Contoh Implementasi Grafik Komputer dan Pengolahan Citra




            Mungkin di antara kita semua ada beberapa yang sudah familiar dengan frase “Grafik Komputer” dan juga “Pengolahan Citra”. Namun, di antaranya juga pasti ada beberapa yang bahkan tidak tahu sama sekali apa yang dimaksud dengan kedua hal tersebut. Maka dari itu, artikel yang saya buat kali ini akan membahas kedua hal tersebut, dan juga disertai dengan contoh implementasinya.

A. Pengertian Serta Perbedaan Grafik Komputer dan Pengolahan Citra
Grafik komputer sendiri terdiri dari 2 kata, yaitu kata grafik dan komputer. Kata grafik di sini didefinisikan sebagai lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar, singkatnya yaitu sebuah gambar yang menjelaskan atau didapat dari sebuah data. Sedangkan kata komputer dapat didefinisikan sebagai alat elektronik otomatis yang dapat menghitung atau mengolah data secara cermat menurut yang diinstruksikan, dan memberikan hasil pengolahan, serta dapat menjalankan sistem multimedia. Sehingga jika digabungkan dua kata tersebut dan kemudian dibuat kesimpulan, maka pengertian dari grafik komputer adalah suatu proses dalam pembuatan, manipulasi, dan penyimpanan suatu gambar secara digital dengan menggunakan teknologi komputer.
Kemudian, pengolahan citra juga terdiri dari 2 kata, yaitu kata pengolahan dan citra. Kata pengolahan dapat kita artikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk mengubah suatu bentuk menjadi bentuk lain yang lebih bermanfaat. Sedangkan kata citra dapat kita definisikan sebagai suatu representasi atau gambaran yang mirip atau meniru suatu objek yang didapat dari hasil tangkapan sebuah lensa kamera. Sehingga jika digabungkan dua kata tersebut dan kemudian dibuat kesimpulan, maka pengertian dari pengolahan citra adalah suatu proses yang dapat mengubah suatu gambar hasil tangkapan sebuah lensa kamera menjadi informasi.

Gambar 1. Bidang ilmu yang berkaitan dengan citra. Sumber avi.staff.gunadarma.ac.id


            Setelah kita ketahui definisi dari kedua frasa tersebut, maka saya akan memberi tahu beberapa perbedaan dari kedua hal tersebut yang dapat di lihat pada Tabel 1.


Tabel 1. Perbedaan Grafik Komputer dengan Pengolahan Citra. Sumber greenvanda.blogspot.com






B. Computer Aided Engineering Sebagai Contoh Implementasi Grafik Komputer

Gambar 2. Sumber dailycadcam.com



CAE atau Computer Aided Engineering adalah sebuah software pada komputer yang digunakan untuk melakukan analisa dan optimasi suatu produk ataupun bagian dari produk tersebut dalam persoalan/permasalahan teknik. CAE ini, terdiri dari algoritma yang berisi kode-kode pemodelan matematik yang pada awalnya menggunakan bahasa pemrograman Fotran. Setelah berkembang, bahasa pemrograman yang digunakan mulai beragam, seperti C Language, C++, dan Java yang dapat dihubungkan dengan sistem operasi UNIX dan Windows.
CAE adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan prosedur seluruh proses rekayasa produk, mulai dari desain dan pengujian virtual dengan algoritma analitik canggih hingga perencanaan manufaktur. CAE merupakan standar di hampir semua industri yang menggunakan semacam peranti lunak desain untuk mengembangkan produk. CAE merupakan langkah selanjutnya yang tidak hanya merancang produk, tetapi juga mendukung proses rekayasa, karena memungkinkan untuk melakukan tes dan simulasi sifat fisik produk tanpa memerlukan prototipe fisik. Dalam konteks CAE, jenis analisis simulasi yang paling umum digunakan meliputi Finite Elements Analysis (menganalisis batas maksimal ketahanan suatu bagian dari produk/material terhadap gaya yang akan dibebakan pada produk tersebut), Computational Flow Dynamics (menganalisa produk yang memiliki saluran, dengan mencari solusi terbaik dalam ketahan, kecepatan, dll tergantung jenis alisan yang akan disalurkan lewat produk), Analisis Termal, Multibody Dynamics (menganalisa produk secara keseluruhan), dan Optimalisasi.
Gambar 3. Contoh penggambaran Finite Elements Analysis (Analisis Batas Elemen) pada program CAE. Sumber envisionsolutions.co.in




Gambar 4. Contoh penggambaran Computational Flow Dynamics (Dinamika Komputasi Aliran) pada program CAE. Sumber envisionsolutions.co.in




Program atau aplikasi CAE ini dapat digunakan hampir di semua industry dan perusahaan yang mendesai produk yang terekspos ke lingkungan yang berbeda. Industri yang menggunakan CAE dalam proses pengembangan produk mereka termasuk tetapi tidak terbatas pada : otomotif, aerospace (teknik penerbangan), teknik pabrik, elektronik, energi, barang-barang konsumen dan HVAC (heating/pemanasan, ventilation/ventilasi, dan air-conditioning/AC). Produk yang dapat disimulasikan berkisar dari bagian produk yang sangat kecil hingga struktur yang sangat besar dan kompleks, seperti mobil balap, jembatan, atau bahkan pembangkit listrik.


Gambar 5. Simulasi baling-baling kapal dengan SimScale. Sumber simscale.com



Seperti yang telah kita pahami dari paparan di atas, bahwa bidang aplikasi dari CAE tak terbatas dan dapat membantu seorang insinyur dan desainer di industry apa pun untuk mengembangkan produk dengan lebih baik dan lebih cepat. Selain itu, program ini juga sangat membantu dalam mengurangi resiko terjadinya kegagalan pada suatu produk yang dapat menyebabkan terjadinya resiko kecelakaan dan juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produsen produk. Beberapa contoh software dari program CAE, yaitu CATIA, ANSYS, dan beberapa produk dari Autodesk, Inc. Salah satu contoh pengguna program CAE ini adalah industri penerbangan NASA. Dalam pemakaiannya, program ini dapat dipadukan dengan program CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), Microsoft Office, dan juga antar program CAE.




C. Bidang Pengindraan Jarak Jauh Sebagai Contoh Implementasi Pengolahan Citra
Gambar 6. Sumber wallpaperaccess.com


Pengindraan jarak jauh (indraja) adalah sebuah metode pengukuran serta perolehan informasi pada suatu objek dengan suatu alat yang tidak melakukan kontak secara langsung (fisik) dengan objek tersebut, karena pengukuran dilakukan dari jarang yang jauh. Salah satu contohnya, yaitu pengindraan jarak jauh oleh satelit yang berada di luar angkasa terhadap bumi atau benda-benda yang berada di luar angkasa.


Gambar 7. Gambaran cara kerja indraja. Sumber gurupendidikan.co.id


Komponen-komponen dari indraja, yaitu :
1.    Sumber tenaga, Untuk melakukan fungsinya indraja tentu memiliki sumber tenaga. Sumber tenaga yang digunakan indraja dalam mengerjakan fungsinya terdiri dari system pasif dan system aktif. Sumber tenaga dengan sistem pasif akan menggunakan sinar matahari, sedangkan system aktif akan menggunakan tenaga buatan, seperti gelombang mikro. Selain itu, banyaknya tenaga yang akan diterima oleh objek satu dengan lainnya akan berbeda. Hal itu dikarenakan 3 faktor, yaitu waktu penyinaran, bentuk permukaan bumi, dan keadaan cuaca.

Gambar 8. Keberadaan awan saat terjadinya tumpahan minyak di Teluk Balikpapan terekam pada citra optis Sentinel-2 tanggal 3 April 2018 (atas) dan citra Landsat-8 tanggal 7 April 2018 (bawah). Sumber Jurnal Deteksi Tumpahan Minyak di Selat Makassar dengan Pengindraan Jauh Sensor Aktif dan Pasif oleh Ratna Prastyani, Abdul Basith.




2.    Atmosfer, merupakan lapisan udara penyelubung bumi dengan komposisi yang terdiri atas berbagai jenis zat, seperti oksigen, karbon dioksida, nitrogen, hydrogen, dan helium. Zat yang terkandung dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan, dan melewatkan radiasi elektromagnetik yang dipancarkan satelit. Pada bidang indraja ini terdapat istilah “jendela atmosfer”. Apa itu jendela atmosfer? Jadi, jendela atmosfer adalah bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Karena satelit akan memancarkan sumber tenaga ke permukaan bumi, maka kondisi di atmosfer akan menjadi penentu keberhasilan proses tersebut. Apabila keadaan atmosfer sedang berawan, maka pancaran tersebut akan terhalang sehingga tidak akan sampai ke permukaan bumi. Pantulan dari pancaran yang sampai ke permukaan bumi tersebut akan menyebabkan diperolehnya informasi dari lapisan bumi tersebut.

Gambar 9. Interaksi antara tenaga elektromagnetik dan atmosfer. Sumber wikipedia.org/wiki/Pengindraan_jauh



3.    Interaksi antara tenaga dan objek, hasil interaksi ini dapat dilihat dari perbedaan rona yang dihasilkan oleh foto udara.
4.    Sensor dan wahana, Sensor merupakan alat pemantau yang dipasang pada wahana. Sedangkan, wahana adalah kendaraan/media yang membawa sensor tersebut untuk mendapatkan indraja.
5.    Perolehan data, Teknik pengumpulan data dari indraja, yaitu dengan memancarkan serta memantulkan radiasi elektromagnetik pada objek dengan frekuensi tertentu. Kemudian, hasil pantulan tersebut akan memancarkan/memantulkan radiasi dengan panjang gelombang dan intensitas yang berbeda-beda tiap jenisnya. Selain itu ada beberapa metode pengindraan jauh lainnya, yaitu dengan gelombang suara, gravitasi, atau medan magnet. Terdapat 2 jenis data yang diperoleh. Yang pertama adalah  data manual yang memiliki alat bantu stereoskop. Sedangkan, yang kedua adalah data numerik (digital), data tersebut didapat dari software khusus indraja yang bekerja pada suatu komputer.
6.    Penggunaan data, merupakan pihak (individua atau Lembaga) yang memanfaatkan hasil indraja. Contoh pihak yang memanfaatkan indraja, yaitu bidang militer, petaan, dan kependudukan.
Terdapat beberapa bidang yang menerapkan citra indraja ini, yaitu : Bidang hidrologi (landsat, ERS, SPOT); Ilmu-ilmu kebumian (Geologi, Geodesi, Geofisika, Landsat, Geosat); Bidang kelautan; Bidang Meteorologi; Bidang tata guna lahan; Memprediksi data kependudukan; Bidang tata ruang dan pemetaan daerah bencana; dan Bidang oseanografi.
                        Jurnal dengan judul “Deteksi Tumpahan Minyak di Selat Makassar dengan Pengindraan Jauh Sensor Aktif dan Pasif” yang disusun oleh Ratna Prastyani dan Abdul Basith menerapkan penggunaan pengolahan citra pada bidang pengindraan jauh. Mereka menggunakan Teluk Balikpapan sebagai lokasi penelitian; menggunakan citra sensor aktif sebagai data utama dan sensor pasif sebagai data tambahan; dan mengadopsi Teknik interpretasi visual, identifikasi look-alikes, dan juga melakukan proses Wind Field Estimation.

 
Gambar 10. Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan pada citra Sentinel-1 (polarisasi VV) beserta hasil estimasi kecepatan dan arah angin (simbol panah merah). Sumber Jurnal Deteksi Tumpahan Minyak di Selat Makassar dengan Pengindraan Jauh Sensor Aktif dan Pasif oleh Ratna Prastyani, Abdul Basith.


            Kemudian, kesimpulan dari penelitian tersebut menyatakan bahwa Deteksi tumpahan minyak telah berhasil dilakukan dengan menggunakan data utama sensor aktif dari citra satelit Sentinel-1 SAR. Deteksi dan analisis disertai dengan data tambahan dari satelit sensor pasif Aqua MODIS. Teknik interpretasi visual diadopsi dalam melakukan deteksi dan analisis tumpahan minyak. Dalam penelitian ini ditemukan beberapa kendala dalam pendeteksian tumpahan minyak di Selat Makassar yang memiliki tutupan awan tinggi. Bahkan citra SAR yang dianggap dapat melakukan akuisisi citra secara independen dari kondisi cuaca juga mengalami tantangan dalam proses akuisisi di wilayah dengan tutupan awan yang tinggi. Meskipun demikian, secara umum citra SAR berperan sangat penting dalam deteksi tumpahan minyak di wilayah perairan. Hasil penelitian juga menunjukan pentingnya sinergitas antara citra radar dan data tambahan atau pendukung untuk menghindari adanya kesalahan deteksi tumpahan minyak pada citra radar.



Sumber :


Komentar

Postingan Populer