COBIT PADA PT. PRUDENTIAL INDONESIA
PT Prudential Life Assurance (Prudential
Indonesia) didirikan pada tahun 1995, merupakan bagian dari Prudential plc, sebuah
grup perusahaan jasa keuangan terkemuka di Inggris. Sebagai bagian dari Grup
yang berpengalaman lebih dari 168 tahun di industri asuransi jiwa, Prudential
Indonesia memiliki komitmen untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia.
Sedangkan Control Objective for Information
and related Technology yang disingkat COBIT, adalah suatu panduan
standar praktik manajemen teknologi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT
Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT 5 merupakan versi
terbaru.
Maksud utama COBIT ialah menyediakan kebijakan yang jelas dan good
practice untuk IT governance, membantu manajemen senior dalam memahami dan
mengelola risiko-risiko yang berhubungan dengan IT.
COBIT menyediakan kerangka IT governance dan petunjuk control objective
yang detail untuk manajemen, pemilik proses bisnis, user dan auditor.
Aktivitas teknologi informasi pada COBIT didefinisikan ke
dalam 4 cakupan domain, yaitu (ITGI,2007) :
1)
Perencanaan dan organisasi (plan and organise)
2)
Pengadaan dan implementasi (acquire and implement)
3)
Pengantaran dan dukungan (deliver and support)
4)
Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate)
Hubungan antara keempat domain
tersebut bisa dilihat dalam gambar 2 dibawah ini:
![]() |
Gambar 2. Hubungan antara keempat domain COBIT (ITGI, 2007) |
1) Plan and Organise
(PO): Domain ini mencakup taktik dan mengidentifikasi strategi
terbaik teknologi informasi untuk dapat berkontribusi terhadap pencapaian tujuan bisnis. Realisasi visi strategis
perlu direncanakan, dikomunikasikan dan dikelola untuk perspektif yang berbeda
serta infrastruktur teknologi harus diletakkan pada tempatnya. Domain ini
biasanya membahas pertanyaan manajemen berikut:
- Apakah teknologi informasi dan strategi bisnis selaras?
- Apakah perusahaan optimal dalam mengelola SDM nya?
- Apakah setiap orang dalam organisasi memahami tujuan IT?
- Apakah risiko teknologi informasi dipahami dan dikelola?
- Apakah kualitas sistem teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan bisnis?
2) Acquire and
Implement (AI): Untuk mewujudkan strategi teknologi informasi,
solusi teknologi informasi perlu diidentifikasi, dikembangkan atau diperoleh,
serta diimplementasikan dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis. Selain itu,
perubahan dan pemeliharaan sistem yang ada dilindungi oleh domain ini untuk
memastikan solusi terus memenuhi tujuan bisnis. Domain ini
biasanya membahas pertanyaan manajemen berikut:
- Apakah proyek baru memungkinkan untuk memberikan solusi yang memenuhi kebutuhan bisnis?
- Apakah proyek baru kemungkinan akan diselesaikan dan digunakan tepat waktu dan sesuai anggaran?
- Apakah sistem baru bekerja dengan baik ketika diimplementasikan?
- Apakah perubahan dilakukan tanpa mengganggu operasi bisnis saat ini?
3) Deliver and
Support (DS): Domain ini berkaitan dengan deliver aktual dari layanan yang dibutuhkan meliputi pelayanan,
pengelolaan keamanan dan kontinuitas, dukungan layanan bagi pengguna, dan manajemen
data dan fasilitas operasional. Bagian ini biasanya membahas pertanyaan
manajemen sebagai berikut:
- Apakah layanan teknologi informasi yang disampaikan sesuai dengan prioritas bisnis?
- Apakah biaya teknologi informasi dioptimalkan?
- Apakah tenaga kerja dapat menggunakan sistem teknologi informasi secara produktif dan aman?
- Apakah keamanan dan kerahasiaan data dijaga secara memadai dan memiliki integritas?
4) Monitor and
Evaluate (ME): Semua proses teknologi informasi perlu dinilai secara
berkala dari waktu ke waktu untuk kualitas dan pemenuhan persyaratan. Domain
ini membahas manajemen kinerja, pemantauan pengendalian internal, kepatuhan
terhadap peraturan dan tata kelola. Ini biasanya membahas pertanyaan manajemen
berikut:
- Apakah kinerja teknologi informasi diukur untuk mendeteksi masalah sebelum terlambat?
- Apakah manajemen memastikan bahwa pengendalian internal yang efektif dan efisien?
- Dapatkah kinerja teknologi informasi dihubungkan kembali ke tujuan bisnis?
- Apakah kerahasiaan, integritas dan ketersediaan kontrol memadai keamanan informasi?
PEMBAHASAN
Analisis COBIT pada PT.
Prudential Indonesia dilakukan dengan meninjau dari hasil pemodelan
COBIT 4.1 yang telah dilakukan sehingga dapat ditarik
kesimpulan. Sebagai salah satu tujuan dalam tulisan ini adalah untuk menemukan
bagian mana saja proses yang masih dibawah level 3 dan sudah mencapai level 3
sehingga dapat dilakukan perbaikan dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan
dengan mengacu pada hasil pemodelan. Bagian domain yang masih kurang dan belum
matang akan diteliti lebih rinci. Kemudian
setelah proses penilaian, lalu didapat detail temuan dan rekomendasi yang
kemudian dirangkum menjadi rangkuman temuan dan rekomendasi dari hasil penilaian
tersebut.
Rangkuman Temuan dan Rekomendasi dari Hasil Penilaian
Hasil evaluasi menunjukan temuan
masalah pada pengelolaan teknologi informasi pada kantor keagenan Prufuturetaem
pada PO adalah PO2 Define the Informatin
Architecture masalah pada bagian ini adalah ketergantungan hanya pada satu
individu ahli dimana metodologi mengenai teknik, strategi, prosedur dan kebijakan belum distandarkan dan belum ada
transfer pengetahuan melalui pelatihan. Staf mengembangkan pengetahuan melalui
perulangan pengguaan teknik. Masalah pada PO8
Manage Quality adalah tidak ada pengukuran terhadap kepuasan mutu terhadap
pengguna/pelanggan sehingga susah memastikan tingkat keberhasilan dari
pelayanan atau kinerja teknologi informasi selama ini. Masalah Pada PO9 Assess
and Manage IT Risks adalah manajemen risiko hanya pada tingkat
proyek proyek besar, risiko kecil susah diidentifikasi sehingga akhirnya
menimbulkan masalah besar dan membutuhkan usaha dan biaya besar untuk
memperbaikinya. Pelatihan manajemen risiko belum dilakukan kepada semua staf. Sementara masalah pada ME adalah
pada ME2 Monitor and evaluate internal control masalah pada bagian ini
adalah manajemen dan lembaga belum memahami pembagian tanggung jawab
pengendalian internal. Proses evaluasi internal kontrol dipegang oleh satu
orang ahli kunci dan tidak melakukan dokumentasi risko-risko yang terjadi.
Pengawasan tidak dilakukan secara terus menerus. Masalah pada ME3 Ensure compliance with external
requirements adalah belum menetapkan standar pemilihan pihak ketiga baik
dalam kontrak maupun standar prosedur, staf dan manajemen belum memahami
kebijakan hukum dan masih tergantung pada pengetahuan individu.
Rekomendasi secara umum untuk
meningkatkan tata kelola teknologi informasi di kantor keagenan Prufutureteam
pada bagian PO adalah melakukan pelatihan untuk mentransfer pengetahuan dari
ahli ke staff lain yang memiliki tanggung jawab dalam bidang yang sama.
Mendokumentasikan dan menetapkan standar dari setiap proses kerja, strategi,
dan kebijakan-kebijakan dalam perusahan. Melakukan evaluasi kepuasan mutu
secara berkala. Risiko dikelola pada setiap type proyek dilaporan dan ditangani
jika ditemukan masalah. Membuat form pelaporan yang dapat diisi oleh staf
secara berkala dan dilaporakan kepada
orang yang bertanggung jawab untuk dikelola dan ditindak lanjuti.
Rekomendasi Pada bagian ME adalah
perlunya manajemen memberikan tanggung jawab pada masing–masing individu secara
jelas maka tiap-tiap orang dapat mempertanggungjawabkan setiap pekerjaannya
sehingga mudah melakukan evaluasi dari setiap bagian yang belum dikerjakan oleh
masing masing pihak yang bertanggung jawab. Dengan cara ini tidak ada tumpang
tindih pekerjaan dan saling berdalih jika ada ditemukan masalah. Manajemen juga
harus memberikan pendidikan diluar bidang teknik misalnya dalam bidang hukum
kepada staf untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Setiap staf
dievaluasi secara berkala untuk
memastikan kinerja dapat mendukung bisnis.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
- Kantor keagenan Prufutureteam telah menerapkan tata kelola teknologi informasi pada level Defined Process. Hasil pengolahan kuisioner mendapati nilai rata-rata untuk domain PO dan ME adalah 2,5 dari rentang nilai 0 sampai 5. Artinya Kantor keagenan Prufutureteam telah melakukan tata kelola teknologi informasi dengan baik.
- Hasil penelitian menemukan kelemahan terdapat pada subdomain PO2, PO8, PO9, ME2 dan ME3. Ke lima domain ini hanya mampu memperoleh nilai rata rata 2,38 artinya masih pada level Repeatable but Intuitive. Beberapa kelemahan yang paling fatal adalah tingginya ketergantungan perusahan terhadap satu ahli, risiko tidak dikelola dengan baik, belum melakukan evaluasi terhadap kepuasan mutu, dokumentasi belum dilakukan dibeberapa bidang teknologi informasai, prosedur dan kebijakan belum dilakukan dengan sungguh-sungguh.
- Untuk menghasilkan satu rekomendasi yang tepat maka dibutuhkan pemahaman dan pengetahuan yang mendalam tentang perusahaan, kuisioner tidak memberikan kondisi 100% mengenai tata kelola teknologi informasi pada perusahan karena pemahaman mengenai pernyataan pada kuisioner bisa ditanggapi berbeda oleh setiap orang, maka dibutuhkan observasi dan wawancara dengan pihak top manajemen yang terlibat dalam tabel RACI dan juga terhadap staf sehingga dapat menilai dan membandingkan hasil dari kuisoner dengan observasi dan wawancara. Untuk menghasilkan rekomenasi juga dibutuhkan kordinasi dengan pihak internal perusahan untuk benar benar memastikan target jangka pendek, menengah dan panjang.
Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan penulis
mempunyai saran-saran yang nantinya dapat digunakan oleh perusahan untuk
memperbaiki tata kelola teknologi informasi di kantor keagenan Prufutureteam
dan sebagai landasan bagi penelitian selanjutnya. Saran-saran tersebut antara
lain:
- Langkah pertama yang harus dilakukan oleh kantor keagenan Prufutureteam dalam memperbaiki tata kelola TI-nya adalah meningkatkan tata kelola pada subdomain PO2, PO8, PO9, ME2, dan ME3 sesuai rekomendasi yang telah diberikan oleh penulis.
- Mempersiapkan SDM yang memadai, melakukan transfer pengetahuan dari ahli
kepada staf lain melalui pelatihan atau kursus mencakup bidang- bidang yang
menggunakan teknologi informasi dalam proses bisnis, memberikan pelatihan dalam pengelolaan risiko.
- Mendokumentasikan setiap kegiatan perencanaan, dokumentasi kegiatan teknologi informasi, dan dokumentasi strategi teknologi informasi yang berkaitan dengan bisnis.
- Evaluasi tata kelola teknologi informasi pada kantor keagenan Prufutureteam
masa mendatang dapat menggunakan model COBIT
5.
Sumber :
Komentar
Posting Komentar